Mencari Keunikan Manusia di Era Kecerdasan Buatan

Diskusi tentang AI dan Imago Dei

Imanuel F Lawalata
2 min readOct 16, 2024
Photo by Nahrizul Kadri on Unsplash

Belum gabung dengan Medium? Baca versi gratis tulisan ini.

Beberapa waktu lalu, saya berdiskusi dengan sahabat lama saya, Patrik, yang saat ini sedang menempuh Magister Teologi di salah satu Sekolah Tinggi Teologi di Jakarta.

Kami terlibat dalam diskusi panjang tentang kecerdasan buatan (AI) yang semakin canggih. Patrik pernah menulis sebuah artikel ilmiah berjudul “Keunikan Imago Dei terhadap Strong-AI berdasarkan Interpretasi Eskatologi”. Artikel itu menarik perhatian saya.

Dalam artikelnya, Patrik membandingkan konsep Imago Dei dengan perkembangan AI saat ini. Ia menjelaskan bahwa kita masih berada pada tahap “weak AI”, di mana pandangan ini masih belum berani mengklaim AI setara dengan manusia.

Namun, ada aliran pemikiran yang disebut “strong AI” yang meyakini bahwa AI buatan manusia suatu saat akan benar-benar menjadi seperti manusia seutuhnya.

Patrik melempar sebuah pertanyaan mendasar yang sangat baik untuk direnungkan: apa sih sebenarnya manusia itu? Saya menjawab, saya masih Kristen dan percaya bahwa manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, seperti yang tertulis dalam Kejadian 1:26.

--

--

Imanuel F Lawalata
Imanuel F Lawalata

Written by Imanuel F Lawalata

Salah satu pendiri Yayasan Pohon Sagoe Maluku. Teknologi, pendidikan, self-improvement dan politik adalah passion saya. Ayah baru, dan pecinta kuliner.

Responses (2)